!->
10 Maret 2022
Ini pengalaman berhargaku saat mengatasi ruam popok parah di anakku ketika dia diare. Sudah hampir 2 minggu ini ujianku memasuki usia kehamilan 9 bulan rasa-rasanya bertambah nano-nano. Dimulai dari aku sendiri yang kondisinya ngedrop karena meriang, nggregesi, pilek dan akhirnya batuk. Masih ditambah lagi gigi nyeri luar biasa karena memang ada lubang dan ndilalah karena kondisi lagi hamil ini jadi kambuh dua kali lipat rasa senut-senutnya.
Ujian Kedua
Lanjut, baru sehari badan rasanya udah mulai agak enakan dan membaik, giliran pak suami yang kemudian jatuh sakit. Nggak main-main, beliau positif COVID-19 (Alhamdulillah saat ini sudah jadi penyintas). Di saat kondisiku yang sedang mulai membaik meski masih rada lemes, kok ya pas banget bapak suamik diuji juga. Alhasil, kami untuk sementara waktu pisah rumah. Alhamdulillah, saat tes swab saya dinyatakan negatif dan itu berarti saya masih bisa ngungsi dan nemenin nak mbarep di rumah orang tua.
Ujian Ketiga (makin naik level)
Baru 2 hari bapak suami menjalani isoman, tetiba anak mbarep saya suhu badannya naik dan terus naik sampai di pagi harinya. Kala itu suhunya tinggi dan stuck diantara 37°C sampai >38°C. Nangis hati saya seketika saat melihat si kecil yang masih aktif tapi badannya panas begitu. Nggak cuman demam, si kecil juga terlihat kesakitan saat pub dan ternyata pubnya cair berlendir disertai bunyi kentut sewaktu dia ngeden. Karena sampai lewat sehari panasnya stuck di angka tinggi dan diare dengan perut kembung, saya putuskan untuk membawanya ke rumah sakit terdekat.
Sempat mengalami drama di rumah sakit pertama, akhirnya anak saya bisa ditangani di IGD di rumah sakit kedua. Oleh dokter langsung diminta untuk cek lab fesesnya dan hasilnya Alhamdulillah tidak ditemukan bakteri atau infeksi yang membahayakan. Oke, berarti untuk urusan perut, masih aman. Nak mbarep bisa pulang dan rawat jalan. Untuk demamnya saya masih diminta untuk melanjutkan penggunaan Tempra untuk diberikan saat suhunya mulai naik lagi. Oleh dokter, kami disangoni obat antibiotik untuk diare yang harus diminum selama 10 hari dan probiotik untuk suplemen tambahan yang berfungsi membantu melindungi dan memelihara kesehatan sistem pencernaan, terutama lambung dan usus. Semacam bakteri “baik” begitu kalau dari keterangan yang ada di www.alodokter.com
Ujian Keempat (ternyata masih belum selesai)
Demam yang dialami nak mbarep akhirnya bisa teratasi dan mulai membaik di hari ke-3. Setelah beberapa kali perawatan dengan minum Tempra, akhirnya suhunya mulai stabil normal dan nggak sumeng-sumeng lagi. Tapi, ujian masih berlanjut karena diarenya masih belum teratasi. Ketika pub masih terdengar suara bruuutt, yang dilanjut dengan nak mbarep nyengir kesakitan. Fesesnya juga masih berlendir dan intensitas pubnya terbilang masih tinggi, sehari bisa >5 kali ganti popok.
Di saat saya juga harus wira-wiri jenguk pak suami yang isoman dan kepikiran, sedih karena kala itu masih terlihat lemes, di rumah nak mbarep juga tambah pengen manja-manja sama emaknya karena kondisinya juga baru kesakitan kayak gitu. Ya Allah...Gusti...kayak gini rasanya hati seperti dikoyak-koyak.
Tips Sembuhkan Ruam Popok Parah Sampai Lecet
Sampai pada akhirnya anak saya mengeluh kesakitan (nggak cuman mengeluh ding, sampai nangis terus-terusan) ketika sehabis pub dibersihkan, dia nangis menjerit ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ dan ternyata pas saya cek di bagian dekat dubur/anus, benar adanya, ternyata sudah muncul merah-merah dan beberapa bagian terlihat seperti sudah lecet. Mak deg, Ya Allah saya telat banget tau ini, maafkan Ibook nak, maaf. Nak mbarep saya itu termasuk anak yang tahan sakit, kuat ngampet loro, kok ya saya waktu itu nggak curiga ngecek dan memprediksi gitu lho, alhasil baru ketahuan ketika kondisinya sudah agak parah kan ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜
Selama merawat ruam popok parah yang sudah cukup parah itu, dramanya luar biasa. Ditambah karena saat itu posisinya kami harus menginap di rumah orang tua saya, yang notabene tiyang sepuh memang cenderung lebih gampang ke-trigger khawatir berlebihan, apalagi sama cucu. Nggak hanya harus menghadapi kondisi anak yang sedang butuh perhatian lebih dan intens, seringkali masih ketambahan harus naik turun menghadapi ujian kesabaran ketika simbahnya mulai kepikiran dan kemudian bersikap yang menambah keruwetan pikiran Beberapa hari itu rasanya bener-bener berwarna. Kadang kelam, kadang berpelangi. Tapi biar bagaimanapun saya harus bisa tetap semangat dan nggak boleh ngedrop karena kondisinya si mungil yang masih ada di dalam kandungan ini juga butuh perhatian.
Selama merawat luka ruam popok parah yang sampai lecet itu, ini beberapa hal yang saya lakukan :
1 ⎯ Mengganti penggunaan popok sekali pakai / popok instan dengan clodi (cloth diaper)
Saya menggunakan 2 merk popok clodi dari Ningrat (AIO Drypant) dan Babyland. Sejauh penggunaan, semuanya nggak mengecewakan. Perawatannya memang lebih tricky, tapi berangsur-angsur ruam popok parah di kulit nak mbarep berkurang dan mengering lecetnya. Dari kejadian ini saya jadi berniat untuk membeli beberapa clodi lagi untuk stok jaga-jaga. Clodi ini juga bisa dipakai sampai dengan BB anak 17kg (di varian lain juga ada yang ukuran jumbo) jadi ya penggunaannya bisa sampai lama.
Memang sih, menggunakan clodi itu jadi lebih ribet, karena selain proses mencucinya yang sebaiknya dicuci menggunakan sabun lerak, cloth diapers itu insertnya kan tebal, sehingga butuh waktu lama ketika mengeringkan. Harus bener-bener dijemur di bawah sinar matahari biar cepat kering. Kalau pas cuaca lagi panas sih oke-oke aja, tapi pusing juga kalau pas lagi mendung.
2 ⎯ Sesegera mungkin harus langsung mengganti popok ketika anak pub
Poin ini yang paling challenging sih, karena anak saya mulai tambah bertenaga dan bisa menolak keras ketika mau digantiin popoknya. Bener-bener yang kayak trauma sakit gitu lho, secara mesti sakit banget lah duburnya dengan kondisi ruam popok parah sampai lecet seperti itu 😠Tapi ya harus dipaksa, mbuh piye carane, pokoknya harus nggak boleh telat kelamaan ganti popok. Karena kondisi diare yang banyak bakterinya nempel kena kulit itu tentu aja makin memperburuk kondisi ruam popok parahnya.
3 ⎯ Wajib mengoleskan diaper rash cream sebelum menggunakan popok
Selama ini anak saya cocok pakai diaper rash cream merk Sanosan dan Pure BB. Review kedua diaper rash cream ini bakal aku share di channel YouTube yah. Keduanya jadi produk andalanku buat urusan ruam popok parah. Ada beberapa perbedaan sih dari kedua diaper rash cream ini, selain dari sisi harga dan tekstur ketika diaplikasikan di kulit. Teman-teman baik bisa intip videonya ajah besok ketika udah publish, hehehe.
Pure Baby dan Sanosan ini adalah dua merk andalanku untuk urusan ruam popok parah |
Tips Merawat Anak Diare
Dari dokter IGD rumah sakit kemarin, anakku diresepin obat Interzinc berbentuk sirup manis untuk mengatasi diarenya, sama obat serbuk manis probiotik dari Lacto B. Obat diarenya diminum 1× sehari, sedangkan untuk probiotiknya diminum 3× sehari. Khusus obat diare harus diminum sampai dengan 10 hari, meskipun udah nggak diare, tapi tetep harus diminum sampai 10 hari. Khusus obat serbuk Lacto B dibolehkan untuk dicampur di makanan, minuman, atau dicairkan menggunakan air putih.
Minyak Tawon
Oke, itu tadi pengobatan dari dalam tubuh yaa. Selain minum obat dari dokter, aku juga ngolesin minyak tawon di bagian perut (sambil dipijat lembut) sama di bagian tulang ekor sampai punggung. Minyak tawon itu ternyata cukup membantu juga untuk mengurangi mencret (aku baca juga di kertas petunjuk yang ada di kemasan minyak tawonnya dan ternyata klaimnya sesuai di anakku).
Penggunaan minyak tawon ini perlu dicoba dikit dulu ya bu ibu, karena ada juga kan yang babynya mungkin kulitnya sensitif dan nggak tahan gitu. Kalo anakku tahan sih dipakein minyak tawon, maksudnya nggak yang ngerasa panas gitu, jadi penggunaannya rutin kulakukan 2× sehari sehabis dia mandi.
***
Alhamdulillah, setelah rutin melakukan perawatan di atas, kondisi anakku berangsur membaik lebih cepat. Haduh, emang yaa bu ibu, selama anak sakit tu rasanya kayak roller coaster banget dah. Semoga pengalaman ini bisa bermanfaat untuk bu ibu lain di luar sana. Terimakasih banyak buat yang udah mampir ke tulisan ini. Jikalau teman-teman ada pengalaman atau tips lainnya, boleh banget sharing di kolom komentar yah. Salam sehat semuanya ✋
Langganan:
Postingan (Atom)