Tugu Khatulistiwa
Hmmm, ketika kamu harus ke wisata Pontianak, jangan sia-siakan kesempatan untuk mengunjungi Tugu Khatulistiwa. Ini adalah icon wisata Pontianak gaes. Kalau kalian berhasil sampai kesini, selamat! Kamu sudah merasakan bagaimana berada di jalur khatulistiwa, titik garis nol bumi. Cuman ada 12 negara di dunia ini yang dilewati oleh garis Khatulistiwa, dan Indonesia adalah salah satu diantaranya, tepatnya di kota wisata Pontianak.
Untuk masuk ke kawasan wisata Pontianak di Tugu Khatulistiwa, kita hanya perlu membayar tiket masuk seharga Rp 5.000,- saja. Begitu masuk ke lokasi, bisa langsung terlihat ada bangunan tugu bueeesaaarr yang menyerupai Tugu Khatulistiwa (ini hanya replikanya saja ya). Tugu aslinya pertama kali dibuat pada tahun 1928 dengan bentuk yang hanya berupa tonggak dengan tanda panah. Dua tahun kemudian, tugu disempurnakan berbentuk tonggak dengan lingkaran dan tanda panah. Nah, pada tahun 1938 oleh Opsiter/Architech Silaban tugu dibangun kembali dengan bentuknya seperti yang ada pada foto saya di atas. Lokasi tugu aslinya ada di dalam gedung museum yang dibuka setiap harinya dari jam 07:30 sampai jam 19:00
Sebagai kenang-kenangan dari wisata Pontianak di Tugu Khatulistiwa ini, setiap pengunjung bisa meminta sertifikat kepada petugas museum sebagai cindera mata telah berkunjung ke perlintasan khatulistiwa. Tenang saja, sertifikat ini diberikan secara gratis 😍
Lokasi area wisata Pontianak di Tugu Khatulistiwa ini luaaas banget dan berada di dekat sungai Kapuas. Sewaktu mengunjunginya kemarin, ternyata tidak seramai yang saya bayangkan, sepi. Di foto yang ada di atas itu, sebetulnya adalah kawasan kuliner, sayangnya saat itu entah kenapa pada tutup. Hanya ada beberapa wisatawan asing dan lokal yang berkunjung kesana. Mungkin karena waktu itu bukan weekend yaa. Saya juga baru tau kalau untuk bisa menikmati sensasi titik kulminasi matahari di Tugu Khatulistiwa ini, hanya bisa dilakukan pada bulan Maret dan September, tepatnya pada tanggal 21-23.
Titik kulminasi matahari adalah fenomena alam ketika matahari tepat berada di garis khatulistiwa. Pada saat itu posisi matahari akan tepat berada di atas kepala sehingga menghilangkan semua bayangan benda-benda dipermukaan bumi. - Sumber dari Wikipedia
Lokasi titik kulminasi matahari berada di lantai berwarna hitam di tengah-tengah tribun. Penentuan lokasi ini sebelumnya sempat mengalami perubahan hingga pada akhirnya Tim Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan koreksi untuk menentukan lokasi titik nol garis khatulistiwa di kota wisata Pontianak |
Melewati Jembatan Kapuas
Destinasi selanjutnya yang harus dikunjungi saat wisata Pontianak adalah Alun Alun Kapuas Park. Disini kalian bisa naik kapal dua tingkat yang akan melintasi jembatan Kapuas. Perjalanan naik kapal ini sekitar 45 menit. Sepanjang perjalanan menyusuri pesisir sungai Kapuas, kita bisa menikmati pemandangan kampung pinggir sungai.
Di seberang sungai, bisa terlihat masjid besar dan bangunan Keraton Kadariah. Dari cerita yang saya dengar, ada yang menarik disekitar bangunan Masjid Jami' dan keraton tersebut. Disana ada sebuah perkampungan bernama Kampung Beting yang terkenal dengan sebutan Texas-nya Pontianak.
Melewati masjid dan keraton, selanjutnya saya menemukan hal yang menarik lainnya. Di sepanjang sungai, saya melihat beberapa meriam yang diletakkan di pinggiran sungai, ternyata namanya Meriam Karbit. Meriam ini memang sengaja diletakkan disana dan akan digunakan pada saat acara festival meriam yang diselenggarakan saat menyambut datangnya hari raya Idul Fitri. Nggak kebayang betapa ramai riuhnya yaa kalau meriamnya diletuskan 😄
Perjalanan naik kapal ini diakhiri dengan berwefie, hehehe. Sebagai pengingat momen menikmati pemandangan sunset sambil melewati pesisir sungai Kapuas. Perjalanan saya menyusuri wisata Pontianak tidak berhenti sampai disini saja. Well, rasanya nggak afdhol ya kalau cuman jalan-jalan aja tanpa mencicip makanan khas saat wisata Pontianak 😁 Buat yang penasaran dan kepo pengen cobain makanan khas wisata Pontianak, cekidot ke postingan selanjutnya disini : Kulineran Chai Kwe Halal Khas Pontianak
Bye bye Kalimantan 👋 sampai jumpa di kesempatan berikutnya. Siapa tau besok saya mengunjungimu lagi dengan keadaan yang lebih menyenangkan 😉 The future ain't so bad, even without rose-colored glasses.
ʙᴀᴄᴀ ᴊᴜɢᴀ : Kulineran Chai Kwe Halal Khas Pontianak
Ngebut nulisnya ahahhaha
BalasHapusMau tanya, itu beli kacamata kustom seperti itu di mana ya? :-D
Hahahaha, aji mumpung sedang mood sebelum ilang. Padahal jane yaa ini udah foto stok lama.
HapusEh itu kacamatanya beneran sungguh-sungguh ada yang jual!
Disini >> http://www.ajengmas.com/2017/09/roglasses-egopro-opening-new-store.html 😂😂😂
haiii mbaaa, long time no read your blog lhooo hahaha
BalasHapusApa kabar??
Aku jadi ingin kesana membaca blog mu karena penasaran banget sama kuliner disana hahaha
Love,
deniathly
Niaaaaa, alhamdulillah baik, cuman kali ini lagi mbelerrr 🤢
HapusIyanih, jadi juarang banget ngeblog, jarang update sosmed, wuhuhu. Semoga Nia sehat-sehat selalu yaaa, amiiiin.
Iyaaaaa, kalo kesana sempatin main-main belanja kain Nia. Sayangnya pas kesana kemaren nggak punya banyak waktu buat explore 😅
Wah baru tahu ini ada tempat wisata bersertifikasi,, patut ditiru nih.. hehe.. Thanks sharinyaa,,
BalasHapusHola Anton 😁 wah ternyata penggiat kopi Lampung yaa. Baru tau kalau kopi Lampung ada robusta dan arabica juga 👍
HapusIyaaa, yang kutau ada juga di daerah Sabang (di Aceh) itu juga kalau kita ngunjungi disana, bisa minta sertifikat yang menandakan kita sudah menginjakkan kaki di ujung paling barat wilayah NKRI, hehehe.
pertama kalinya saya mengunjungi blog ini, sungguh tergugah ingin mengunjungi tugu khatulistiwa! saat masih sekolah sering muncul di buku geografi hehe
BalasHapussalam kenal ya!
Haaiiii Dias! 😊
HapusUwaaa, matur nuwun sanget sudah bersedia mampir kesini. Hihihi, persis, Tugu Khatulistiwa yang suka muncul di buku RUPL jaman sekolah 😂
Salam kenal juga dari Jogja Dias, very nice to meet you here!