!->
02 Desember 2017
Beberapa bulan yang punya kata belakang -mber di tahun 2017 ini rasanya jadi bulan yang paling bergejolak buat saya. Berawal dari bulan September, dimulainya aktifitas kuliah saya yang ada di pucuk atas wilayah Jogja (padahal kantor ada dimana, rumah ada dimana), disusul dengan acara coba-coba ikutan event bazar yang ternyata emejing yaaa, cukup menguras energi karena musti balik sampai larut malem. Kelar dari event, berlanjut perjalanan dinas tiga minggu berturut-turut : Jambi-Palu-Nyopir ke Sragen-Medan.
And well, belum selesai sampai disitu, di bulan November ini Allah ngasih hadiah ke saya berupa ujian keprigelan, kesabaran, dan banyak hal lain dalam satu waktu yang bersamaan : I had an accident that had my wrist broken and had to be fitted with a pen. Yang mana momennya bertepatan dengan UTS dan tugasnya yang nananiwatatita ditambah agenda closing project dan sisa-sisa kewajiban dari project sebelumnya yang juga harus dibereskan.
*Tak lagi bisa nari hula-hula.* 😂
Campur aduk rasanya. Semacam mengalami distraksi mendadak yang menuntut saya harus tune up kemampuan menyesuaikan diri dengan sangat cepat. Di saat yang kayak gitu, ndilalahnya teman baik hati saya bernama Roro Dinar, salah satu dari tiga mbak-mbak eksis penggagas Lunadelasol (Educational Event & Workshop Organizer) mengajak saya untuk ikutan acara tentang gimana meredakan stress. Acara ini berkolaborasi dengan Mila Art Dance School dan Kemuning Kembar. Ofcourse saya langsung bersemangat mengiyakan dong yaaa.
Anggiastri saat menunjukkan pada kami ilustrasi pengendalian stress. |
Materi pertama disampaikan oleh mbak Anggiastri. Kami dijelaskan banyak hal tentang seluk beluk stress dari sisi ilmu psikologi. Yang paling menarik adalah yang tergambar dari foto diatas. Mbak Aggi menjelaskan bagaimana sebaiknya kita menghadapi stress yang datang, yaitu dengan.....dancing with it. Kalau kita berusahan melawan, maka stress pun juga akan semakin mendorong kita dan pada akhirnya akan menghabiskan banyak energi, itu justru makin melelahkan diri sendiri. Jadi, stress itu bukan untuk dilawan, tapi untuk diajak menari, nikmatin, stay focus, ikuti alurnya, maka energi kita nggak akan terbuang percuma.
"Tari sebagai media pengenalan diri dan pengenolan diri." - Mila Rosinta |
Menyambung dari yang sudah dijelaskan mbak Anggi di materi sebelumnya, mbak Mila Rosinta, yang sudah bertahun-tahun menggeluti dunia seni tari sejak kecil, dan memperdalamnya hingga menjadi lulusan pascasarjana dari Institut Seni Indonesia membagikan ilmunya ke kami bahwa tari dapat juga digunakan sebagai media untuk mengenolkan diri dan mengenali diri. Berdasarkan pengalamannya terhadap tari, ia berbagi bahwa melalui tari kita dapat menyalurkan emosi, mengenolkan diri, dan kemudian mengembalikan fokus bahwa saat menghadapi suatu masalah, kita akan menjadi individu dengan peran yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah itu, bukan berperan jadi individu yang lain. Ya, manusia itu kan memang punya banyak peran dalam hidup kan.
Kami semua diajari untuk mengatur pola nafas dan sedikit ilmu dasar tari. Belajar untuk menggerakan tubuh dengan tari sederhana yang ternyata cukup membuat ngos-ngos-an. Belajar untuk konsentrasi, menutup mata, memanggil kembali memori yang mengingatkan kami akan berbagai masalah yang sedang dihadapi dan menyalurkan segala emosi sambil berdamai dengan diri lewat menari berdasarkan imajinasi kami masing-masing. Ini menyenangkan, serius! 😄
Look at our happy face! Yihaaaaa! Seneng dan nggak nyesel banget ikut acaranya Lunadesol ini, padahal dari siang sampai malem lhoh, capek tapi happy. Thank you so much Lunadesol sudah mengajak saya di acara se-kece ini. Salut deh sama Roro Dinar, Dania Subekti, Dira Widira, kalian supeerb sekali, semoga kedepannya makin solid, makin bisa bikin acara yang jauh lebih keren yesss, amiiiin.
***
All bloggers and selebgram wearing Shop INC Label
All photos are well captured by Ever After Photo Cinema
Decoration by Heart Party Planner
Langganan:
Postingan (Atom)