Kota Cengkeh, Tolitoli, Sulawesi Tengah

Kalau biasanya pada bilang September ceria, buat saya kali ini Oktober ceria! Kenapa? Di bulan Oktober ini saya diberkahi kesempatan untuk menyambangi lagi pulau yang selalu memberikan cerita unik untuk saya, Sulawesi.

Ini cengkeh paling berat di dunia 😂😂 Cuman ada di Kota Cengkeh, Tolitoli

Kali ini bukan kota besar seperti Palu atau Manado, tapi saya ditugaskan untuk memberikan pelatihan penggunaan sistem pengelolaan aktivitas akademik di satu-satunya universitas yang ada di Kota Cengkeh, yaitu Tolitoli, Sulawesi Tengah.

▘BACA JUGA : Menyusuri Kota Palu di Sulawesi Tengah

Perjalanan ke Kota Cengkeh Tolitoli saya tempuh selama 2 hari karena kami harus menginap dulu di Kota Palu. Rutenya sih jadinya : Jogja - Balikpapan - Palu (Day1) Palu - Tolitoli (Day2). Dari Palu menuju Tolitoli hanya ada satu maskapai dan menggunakan pesawat baling-baling, ATR. Perjalanan menuju Kota Cengkeh ini nggak makan waktu lama di udara, cuman sekitar 45 menit aja, daaaaan tibalah kami di Kota Cengkeh itu.

Bersama Kak Icel, jadi Tim Oggy (musuhnya The Cockroaches) 😎

Dari Bandar Udara Sultan Bantilan menuju pusat kota, kami melewati pemandangan pelabuhan besar Tolitoli. Melihat keramaian warga yang menyaksikan lomba balap perahu motor. By the way, memang waktu itu bertepatan dengan ulang tahun TNI ke-71.

Kegiatan pelatihan terselenggara selama tiga hari. Dan meski setiap harinya kami selalu kebagian jatah mati listrik & terkendala jaringan internet yang sering sekali putus, saya salut banget karena peserta pelatihan masih bersemangat hingga akhir. Kadang serius, kadang ketawa ngekek-ngekek, situasi itu yang rasanya selalu menyenangkan buat saya. Saling berbagi pengalaman dan ilmu, tentunya besar harapan agar dapat bermanfaat kedepannya.

From A to Z about Academic Management System on Cloud.

By the way, kalau bicara soal bagaimana pusat Kota Cengkeh, Tolitoli, kondisinya tidak begitu ramai. Kami nggak menemukan swalayan macam Alfam*rt atau Indom*rt disini. Yang ada yaaa swalayan milik pribadi gitu. Rumah makan yang khas juga kami nggak nemukan, kebanyakan rumah makan sea food, coto makassar, pecel lele-an, dan sebangsanya.

Tapi buat kalian penggemar sambel, pasti happy banget kalau kesini, kenapa? Soalnya rasa sambel dari Kota Cengkeh, Tolitoli itu amat sangat terjamin pedesnya! Yihaa banget kan? 😋 Mau makan pake sambel di tukang bubur, tukang nasi kuning, tukang rames, tukang coto, semuanya sama, pedes! 😅

Oiyaa, kemarin kami sempat mencicipi mie kuah seafood. Enaaaak! Rasanya mirip kayak bakmi godhog Jawa, tapi lebih kerasa seafoodnya karena ditambahi udang & cumi rebus, hmmm yummy!

Kelihatan sedepnya kan? Cumi ama udangnya ndengguk ndengguk gituh (baca : besar-besar) 😍

Beberapa kali kami singgah di tempat makan, nggak ada warung makan yang bener-bener rame, penuh sampai sesak, nggak ada. Mungkin, kebanyakan warga Tolitoli Kota Cengkeh memang lebih suka menghabiskan waktu dirumah bersama dengan keluarga kali yaa. Bahkan, tempat nongkrong seperti taman kota, kafe atau kedai juga nggak segitunya ramai banget. Jadi bener-bener masih nyaman buat nongkrong karena nggak terlalu terasa hiruk pikuknya.

Katanya sih, Kota Cengkeh, Tolitoli hanya ramai di hari weekend aja. Yes, Sabtu dan Minggu aja ramenya. Sempat singgah di Taman Kota dan Kedai Kangko, dua tempat nongkrong ala anak gaul Tolitoli katanya 😂

Kenapa Tolitoli Disebut Kota Cengkeh?

Tolitoli disebut sebagai Kota Cengkeh karena daerah ini terkenal sebagai salah satu penghasil cengkeh terbesar di Indonesia. Cengkeh menjadi komoditas utama di Tolitoli, dan tanaman cengkeh sudah menjadi bagian penting dari ekonomi serta kehidupan masyarakat setempat. Selain itu, Tolitoli memiliki sejarah panjang dalam perdagangan cengkeh, yang turut memperkuat reputasinya sebagai Kota Cengkeh.

Menariknya, cengkeh sendiri sebenarnya termasuk tanaman endemik dari Maluku Utara, yang berarti tanaman ini asli Indonesia. Perbukitan di sekitar Tolitoli juga dipenuhi oleh pohon-pohon cengkeh yang menjadi ciri khas daerah ini, menambah keunikan kota tersebut dan memperkuat julukan Kota Cengkeh yang melekat pada Tolitoli.

Nah tadi bahas tempat makan dan nongkrong, udah. Selanjutnya saya pengen kasih intip sedikit gimana kondisi daerahnya. Kota Tolitoli itu tergolong sepi. Jarak antar rumah satu dan lainnya nggak sepadat perkotaan di Jogja. Dan yang bikin beda adalah, view halaman belakang setiap rumah itu perbukitan pohon cengkeh yang berbaris rapih. 😍 Indah banget!

Can you see that? Istimewaaaa, kalau kemarin lihat bukit di Kota Palu aja udah seneng Alhamdulillah, sekarang bisa liat bukit yang dihiasi barisan pohon cengkeh. Aaaah, rasa syukur ini tak henti-hentinya mengalir. Ketemu lagi dengan rekan baru, pengalaman baru, dan tentunya tantangan baru juga. Terimakasih banyak untuk bapak ibu civitas akademika Universitas Madako Tolitoli, terimakasih banyak untuk keramah tamahan & canda tawanya selama kami di sana, sukses selalu & tetap bersemangat! 💪😄

Bersama bapak Kapuskom

Civitas Akademika Universitas Madako di Tolitoli Kota Cengkeh, yang masih muda-muda & enerjik