Hai kawans, apa kabar bulan Juni mu?
Bulan Ramadhan kali ini, banyak sekali berkah yang saya rasakan. Alhamdulillah. Kesempatan, harapan, ilmu, pengetahuan, kawan baru, semuanya hadir dalam tempo yang indah.
Dan cerita yang saya bawa dari Palu, Sulawesi Tengah ini rasanya harus pula saya bagikan disini. Bekerja di hari puasa, presentasi, bertemu dengan rekan baru yang energic dan menyenangkan, Mbak Rani. Energi saya lumayan habis terkuras buat ketawa, ketawa, ketawa lagi, ketawa terus, sampai dari yang mau masuk angin, nggak jadi, masuk angin lagi, nggak jadi lagi. Serius.
Perjalanan menuju kampus Universitas Alkhairaat Palu, membuat saya berdecak kagum dengan eksotisme kota ini. Jalanan yang lengang, tanpa macet, tanpa ugal-ugalan kendaraan berlalu-lalang, kemudian disambut dengan pemandangan bukit & laut yang mashaAllah, entah harus berapa kali saya mengucap syukur bisa melihat pemandangan se-eksotis itu.
Bahkan background pemandangan kampusnya aja bukit yang membentang sodara sodara! |
Show must go on, meskipun agak bindeng & hidung sedikit mampet (karena flu bukan bukan karena pesek :p). |
Sore harinya, kami diajak ke tempat-tempat eksotis yang ada di Kota Palu. Meskipun tidak semua kami jajahi, tapi ini saja sudah syukur alhamdulillah. Dimulai dari melihat pemandangan Kota Palu dari atas Tugu Perdamaian Nosarara-Nosabatutu, pergi ke bukit bintang melihat pemandangan lampu-lampu Kota Palu di malam hari, sampai dengan mencicipi somay yang kalo di Jogja nyebutnya bakso pentolan. Hahaha.
Jika suatu saat nanti kalian singgah di kota ini, jangan lupa untuk membawa pulang oleh-oleh bawang goreng dan pernak pernik souvenir pajangan khas Kota Palu yang terbuat dari kayu Ebony. Harganya? Masih masuk kantong kok, tenang.
Oiya, selain bawang goreng yang sudah menjadi ke-khas-an Kota Palu, ada juga makanan khas yang wajib kalian coba, namanya Kaledo. Rasanya seperti sop daging segar dan biasanya dimakan bersama ubi yang dikukus. Yang special sih Kaledo yang ada sum sum tulangnya. Kalau kalian familiar dengan masakan Tengkleng, nah, makannya nanti seperti makan tengkleng, disedot-sedot gitu daging-daging yang ada di dalam tulangnya 😁
Gegara pertanyaan iseng kami ke Mbak Rani tentang bakso tusuk, berujung pada diantarnya kami menuju penjual somay yang laris banget di daerah Palu. Mas Iwan ini pedagang somay keliling yang kata Mbak Rani ngehitz banget. Asalnya dari Jawa Tengah dan sudah belasan tahun tinggal di Kota Palu ini. Suka mangkal di daerah Pertokoan.
Somay sih namanya, tapi ada rasa dagingnya. Kalo di Jogja sih, ini semacam bakso tusuk atau bakso pentolan. Kalo disini disebut somay mungkin karna pakai bumbu kacang halus. |
Terimakasih untuk canda tawanya, terimakasih untuk cerita, kisah, dan momen yang sudah terjadi ini. Semoga keindahan kota ini dan masyarakatnya selalu berada dalam lindungan Tuhan. Postingan ini saya persembahkan untuk Aninda Nugraheni & Mbak Rani. Sampai jumpa lagi, a wonderful town, a wonderful people :)
duh, aku rindu liburan huhuhu
BalasHapuswww.deniathly.com
Bulan Desember banyak hari libuuur. Tapi masih lama -_-
Hapussatu lagi referensi yang perlu di bookmark,
BalasHapuskira-kira perlu badget berapa dari Jakarta - Palu ya Mbak?
terima kasih dan salam kenal