Jogja - Semarang - Rembang

Central Java, Indonesia
Perjalanan darat dari Jogja - Semarang - Rembang, begitu istimewa. Saya, lengkap dengan keluarga kecil saya, bisa mampir untuk melihat langsung keindahan perpaduan kultur yang terangkai di sebuah desain bangunan berbentuk masjid.

Masjid Menara Kudus


Awalnya saya search dengan keyword "Masjid Kudus" di google maps. Terkecoh karena ternyata ada juga Masjid Kudus yang letaknya di area alun-alun kota. Memang bener sih, nggak jauh dari alun-alun kota, tapi tempatnya agak masuk gang. Posisinya ada di dalam pemukiman warga.


Arsitektur masjid ini masih sangat kental dengan bangunan pura yang ada di Bali. Masih menggunakan batu bata merah yang disusun tinggi.

Sewaktu saya berkunjung kesana, ada banyak sekali masyarakat yang berdatangan ke Masjid Menara Kudus untuk memberikan doa di dekat makam Sunan Kudus.

Sayangnya, nggak banyak yang bisa saya dokumentasikan di sini. Hanya bisa share di pelataran masjidnya aja. Biarlah tersimpan di memory pikiran saya saja yah.

Masjid Agung Demak

menara yang berada di bagian depan sisi kanan masjid
Begitu pertama kali melihat bangunan masjid ini, satu kata yang terlintas di pikiran saya, Sederhana. Mungkin karena pengaruh material kayu yang mendominasi bangunan Masjid Agung Demak ini. Nuansa Jawa masih terasa sangat kental.

Memasuki pelataran masjid, di sisi sebelah kanan dari pintu masuk, terdapat bangunan bertuliskan Museum Masjid Agung Demak. Penasaran dengan isi dari museum, segera langkah kaki kami menuju kesana.


Untuk menikmati isi museum ini pengunjung tidak dipungut biaya sama sekali. Hanya saja ada pesan terpajang di dinding : "Mintalah ijin kepada petugas penjaga jika ingin mengambil foto".

soko guru yang pada jaman dahulu digunakan untuk menopang masjid

Dari sekian banyak benda-benda peninggalan jaman dahulu yang masih disimpan, 2 benda di atas yang menurut saya paling berkesan.
  1. Soko Guru yang dulu digunakan sebagai penopang bangunan masjid.
  2. Bedug Wali yang digunakan pada abad XV.
Pada masa pembangunan Masjid Agung Demak ini, sepertinya masih sangat dipengaruhi oleh kerajaan Majapahit. Saya sempat melihat ada lambang kerjaan Majapahit yang terukir di pintu masuk masjid. Pintu aslinya sih masih tersimpan dengan baik, sayangnya nggak saya jepret :(

Kesimpulan

Perjalanan kali ini menyenangkan sekaligus melelahkan! Menyenangkan karena setelah sekian lama nggak sempat buat jalan-jalan bareng keluarga, akhirnya di momen lebaran ini kami bisa jadi jalan bareng, meskipun keributan masih saja jadi teman perjalanan kami (semacam sayur tanpa garam gituh). Melelahkan karena saya tandem sama bapak buat jadi sopir (banyak di sayanya sih). Hehehe.

Gimana perjalanan mudikmu di lebaran tahun ini? Share yaa ;)

Posting Komentar

Instagram

Dari Ajengmas. Theme by STS.